Laman

Jumat, 03 Mei 2013

Antraks



Antraks

www.sriscience.blogspot.comwww.sriscience.blogspot.com

  


www.sriscience.blogspot.com



Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa yunani , dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia , namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.

Faktor virulensi

Faktor virulensi {kemampuan suatu mikroorganisme (virus) untuk menimbulkan penyakit} dari penyakit ini disebabkan oleh B. anthracis yang berasal dari kapsul dan toksin . Kapsul dari B. anthracis terdiri dari The poly-γ-d-glutamic acid (PGA) yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri. Kapsul ini dihasilkan oleh plasmid ( lingkaran DNA yang berukuran lebih kecil dan mempunyai kemampuan untuk keluar masuk dari sel ke sel lainnya) pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari fagositosis (pencaplokan partikel seperti bakteri atau mikroorganisme lain, sel darah merah yang menua, benda asing, dll oleh fagosit, yaitu jenis-jenis leukosit yaitu seperti neutrofil dan monosit) dan lisis (hancurnya suatu sel oleh aktivitas virus, enzim, atau mekanisme osmotik). Aktivitas virus yang menyebabkan lisis adalah ketika virus menginfeksi sel, maka virus akan menyatukan gennya dengan gen sel guna memanfaatkan mekanisme sel dalam menyusun protein, untuk menyusun komponen2 virus. Komponen2 itu alu disusun dan menjadi individu2 virus yang baru, dan virus2 itu harus keluar dari sel yang terinfeksi dengan cara memecah membran sel. Dengan demikian, isi dari sel tersebut akan ikut keluar dan sel menjadi pecah. . Toksin yang dihasilkan oleh B. anthracis berasal dari plasmid ( lingkaran DNA yang berukuran lebih kecil dan mempunyai kemampuan untuk keluar masuk dari sel ke sel lainnya) pX01 yang memiliki AB model (activating dan binding, mengaktifkan dan mengikat). Toksin dari B. anthracis terdiri dari tiga jenis, yaitu protective antigen {zat (msl protein atau toksin) yg dapat merangsang pembentukan antibodi jika diinjeksikan ke dalam tubuh} (PA) yang berasal dari kapsul poly D- glutamic acid, edema (pembengkakan jaringan krn kandungan cairannya bertambah) factor (EF), dan lethal (mematikan) factor (LF). Ketiga toksin ini tidak bersifat racun secara individual , namun dapat bersifat toksik bahkan mematikan jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit edema (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (penekanan; pengekangan; penahanan; penindasan) (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, nekrosis {kematian patologis satu atau lebih sel atau sebagian jaringan atau organ, yang dihasilkan dari kerusakan ireversibel (yang tak dapat dirubah)}dan pada akhirnya mengakibatkan kematian (letal).
Bila spora anthrax masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran darah, akan tercipta suatu mekanisme pertahanan dari leukosit (sel darah putih) , namun sifatnya hanya sementara. Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam sistem limpa (kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua), maka infeksi akan mulai terjadi. Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif {cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina)} tersebut akan mengakibatkan pendarahan internal (internal bleeding) sehingga mengakibatkan kerusakan pada beberapa jaringan bahkan organ utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka antibiotik apapun tidak akan berguna lagi.

Penularan dan gejala

www.sriscience.blogspot.com

 

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta dan antelop (mamalia yang bentuknya menyerupai kambing dengan tanduk tegak lurus ke atas) . Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti ( Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan antraks dalam peternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat . Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom (gejala).

Penjangkitan

Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka ). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.
Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif (bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.), berbentuk basil, dan dapat membentuk spora.

www.sriscience.blogspot.com


Endospora {merupakan bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri Gram positif dan terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Spora ini mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi, dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan kembali menguntungkan, endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru. Letak dari endospora tersebut yaitu di tengah (sentral) atau pinggir (terminal). Bakteri yang masuk kegolongan ini terdiri dari tiga genus, yaitu Bacillus, Clostridium, dan Sporosarcina} yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di tanah . Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi (Bentuk awal dari embrio yg berkembang menjadi sesuatu yg baru yaitu tanaman anakan yg sempurna) menjadi sel vegetatif {cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina)} dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu :


www.sriscience.blogspot.com



Ilustrasi sama yang diberikan dengan sumber yang berbeda dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


www.sriscience.blogspot.com


  1. inhaled anthrax, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalamsaluran pernafasan.
  2. cutaneous anthrax, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses masuknya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).
  3. gastrointestinal anthrax, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.
www.sriscience.blogspot.com

 

Gejalanya

Gejala antraks biasanya timbul setelah 12jam-15 hari terjangkit, Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau hitam, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah berawal sebagai benjolan merah-coklat yang membesar di sertai pembengkakan di sekelilingnya. Benjolan berubah menjadi lepuhan dan mengeras, kemudian tengahnya pecah dan mengeluarkan cairan bening, lalu membentuk lubang yang hitam. Kelenjar getah bening di daerah yang terkena bisa membengkak dan penderita merasakan tidak enak badan, kadang ototnya terasa sakit, sakit kepala, demam, mual dan muntah. Antraks terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.



www.sriscience.blogspot.com

Antraks Pulmoner(penyakit woolsorter) terjadi akibat menghirup spora dan bakteri antraks. Spora membelah didi dalam kelenjar getah bening yang terletak di dekat paru-paru. Kelenjar getah bening kemudian pecah dan berdarah, menyebarkan infeksi ke struktur terdekat di dalam dada. Didalam paru-paru dan di dalam rongga antara paru-paru dan didinding dada tertimbun cairan yang terinfeksi. Pada mulanya, gejalanya samar-samar dan menyerupai flu tetapi selanjutnya, demam semakin memburuk dan dalam beberapa hari terjadi gangguan pernafasan yang hebat, yang diikuti oleh syok dan koma. Juga dapat terjadi infeksi otak (meningoensefalitis). Meskipun diberikan pengobatan dini, jenis antraks ini hampir selalu berakibat fatal.

Penanganan

Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik  ( obat yang menghentikan atau memperlambat pertumbuhan bakteri), biasanya penisilin (Tanaman Obat apa saja yang mengandung penisilin akan kita bahas selanjutnya....) , yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun. Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.

Jenis-jenis

Ada 4 jenis antraks yaitu :
www.sriscience.blogspot.com
  • antraks kulit .

  • antraks pada saluran pencernaan.
  • antraks pada paru-paru.

www.sriscience.blogspot.com

www.sriscience.blogspot.com
www.sriscience.blogspot.com
  • antraks meningitis.
Jenis antibiotik yang dikategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
  • Penisilin (Penicillins)
  • Sefalosporin (Cephalosporins)
  • Aminoglikosida (Aminoglycosides)
  • Makrolid (Macrolides)
  • Sulfonamida (Sulfonamides)
  • Fluoroquinolones
  • Tetrasiklin (Tetracyclines)
  • Polipeptida (Polypeptides)
1. Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.
Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dll.
Sebagian orang mungkin mengalami alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena hipersensitivitas terhadap antibiotik.
Seringkali penisilin diberikan dalam kombinasi dengan berbagai jenis antibiotik lainnya.
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin, seperti penisilin, bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi.
Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.
Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif.
Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga.
Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini.
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis antibiotik ini menghambat pembentukan protein bakteri.
Karena efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati tifus dan pneumonia.
Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini.
Aminoglikosida juga diberikan dalam kombinasi dengan penisilin atau sefalosporin.
Aminoglikosida efektif mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.
4. Makrolida (Macrolides)
Sama seperti sebelumnya, antibiotik ini mengganggu pembentukan protein bakteri.
Makrolida mencegah biosintesis protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat sensitif terhadap penisilin.
Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.
Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida.
Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.
5. Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal.
Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.
6. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung menghentikan sintesis DNA bakteri.
Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan secara oral.
Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.
Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.
Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll
7. Tetrasiklin (tetracyclines) dan polipeptida (polypeptides)
Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.
Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat memperburuk masalah.
Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja.
Ketika disuntikkan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal dan saraf.

Bagaimana Antibiotik Membunuh Bakteri?
Cara kerja antibiotik mengobati infeksi bakteri bervariasi sesuai dengan jenis dari antibiotik itu sendiri.
Berdasarkan formulasi obat dan cara memerangi bakteri, ada dua jenis antibiotik – bakteriostatik (bacteriostatic) dan bakterisida (bactericide).
Antibiotik Bakteriostatik
Seperti namanya, antibiotik bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri, alih-alih membunuhnya secara langsung.
Karena bakteri patogen terhambat pertumbuhannya, sistem kekebalan tubuh dapat dengan mudah memerangi infeksi.
Mekanisme kerja antibiotik bakteriostatik adalah dengan mengganggu sintesis protein pada bakteri penyebab penyakit.
Contoh antibiotik bakteriostatik populer adalah spectinomycin (mengobati gonore), tetracycline (umum digunakan untuk infeksi), chloramphenicol (untuk semua jenis infeksi bakteri), dan macrolide (efektif untuk bakteri gram positif).
Antibiotik Bakterisida
Antibiotik bakterisida mengandung senyawa aktif yang secara langsung membunuh bakteri.
Untuk membunuh bakteri, antibiotik jenis ini menargetkan dinding sel luar, membran sel bagian dalam, serta susunan kimia bakteri.
Contoh umum antibiotik bakterisida adalah penicillin (menyerang dinding sel luar), polymyxin (menargetkan membran sel), dan quinolone (mengganggu jalur enzim).
Beberapa zat bakteriosida digunakan sebagai disinfektan, sterilisasi, dan antiseptik.
Antibiotik dengan Sasaran Spesifik
Satu jenis antibiotik tidak akan mampu membunuh semua baktreri.
Dengan demikian, selain klasifikasi menurut modus tindakan, antibiotik juga diklasifikasikan berdasarkan kekhususan target.
Itu sebab, antibiotik juga bisa diklasifikasikan menjadi antibiotik spektrum luas dan antibiotik spektrum sempit.
Antibiotik spektrum luas efektif membunuh jenis bakteri patogen (misalnya tetracycline, tigecycline, dan chloramphenicol).
Sedangkan antibiotik spektrum sempit (misalnya oxazolidinone dan glycylcycline) direkomendasikan untuk mengobati jenis tertentu dari bakteri penyebab penyakit.
Menghindari Resistensi Antibiotik
Penggunaan jangka panjang antibiotik atau terlalu sering menggunakan antibiotik dengan dosis semakin meningkat akan menyebabkan resistensi (kekebalan) antibiotik.
Cara efektif menghindari resistensi antibiotik adalah dengan mengkonsumsi antibiotik di bawah pengawasan dokter.

Efek Samping Penisilin
Tidak ada obat tunggal yang tidak menyebabkan efek samping.
Dalam kebanyakan kasus, efek samping yang terkait dengan penisilin bukan merupakan sesuatu yang serius.
Sering buang air besar seperti diare dapat terjadi setelah menggunakan penisilin.
Mual, muntah, dan sakit perut juga merupakan efek samping yang mungkin timbul.
Gejala Alergi
Alergen merupakan zat yang memicu alergi.
Ketika alergen terhirup atau dikonsumsi, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan cara yang bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Orang yang alergi terhadap penisilin umumnya akan mengalami masalah kulit. Gangguan yang paling sering muncul adalah gatal-gatal.
Gatal bisa diikuti dengan pembengkakan disertai dengan sensasi menyengat.
Gatal umumnya timbul pada wajah, telinga, dan tenggorokan. Kulit melepuh juga merupakan tanda lain dari reaksi alergi.
Tergantung pada tingkat keparahan reaksi, masalah kulit bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
Ketika pembengkakan terjadi di dalam tenggorokan, kondisi ini berpotensi menyebabkan penyumbatan parsial pada saluran udara, menyebabkan kesulitan bernafas.
Gejala pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan dianggap sebagai alergi penisilin parah.
Reaksi Alergi Tertunda
Meskipun reaksi alergi umumnya muncul dalam satu atau dua hari setelah terpapar penisilin, namun tidak semuanya berlangsung demikian.
Gatal dan pembengkakan bisa muncul beberapa minggu setelah obat dikonsumsi.
Pengobatan
Seseorang yang menderita reaksi alergi terhadap penisilin harus segera memberitahukan kondisi ini kepada dokter.
Efek samping seperti masalah pernapasan tidak bisa diabaikan karena dapat mengancam jiwa.
Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menyarankan penghentian penggunaan penisilin dan merekomendasikan obat alternatif.
Cara mudah untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menjalani tes alergi pada kulit sebelum mengambil antibiotik ini.
Namun, studi menunjukkan bahwa sangat sedikit orang yang mengalami alergi terhadap penisilin.
Mereka yang didiagnosis alergi penisilin dapat selalu minum antibiotik lain yang tidak berkaitan dengan kelompok penisilin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar